Menlu RI Marty Natalegawa (Foto: Kemlu)
JAKARTA - Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa mendesak dihentikannya aksi kekerasan terhadap rakyat sipil di Suriah serta mendorong digelarnya proses politik di Suriah.
Pernyataan Menlu Natalegawa itu disampaikan saat melakukan komunikasi dengan Menlu Turki Ahmet Davutoglu hari ini Jumat, (10/2/2012).
"Indonesia selama ini menekankan tindakan kekerasan harus segera diakhiri serta perlunya mendorong proses politik agar aspirasi rakyat Suriah dapat dihormati," ujar Menlu Natalegawa seraya menegaskan kembali sikap Indonesia dalam pernyataan yang diterima Okezone Jumat, (10/2/2012).
Atas instruksi Presiden RI, sebagai wujud keprihatinan Pemerintah Indonesia terhadap tindak kekerasan dan jatuhnya korban di Suriah, sejak bulan Nopember 2011 Pemerintah Indonesia telah memanggil Dubes RI di Damaskus, Suriah kembali ke Indonesia untuk konsultasi.
Dalam pembicaraan dengan Menlu Turki, kedua pihak juga menekankan pentingnya bagi Indonesia-Turki untuk berperan dalam menyikapi perkembangan terkait krisis di Suriah. Mengingat Indonesia-Turki merupakan negara demokrasi serta negara berpenduduk Islam besar di dunia.
Kedua Menlu juga membahas berbagai opsi untuk menyatukan pandangan dan sikap masyarakat internasional untuk menghentikan kekerasan di Suriah termasuk kemungkinan penyelenggaraan konferensi internasional.
Menlu Natalegawa juga menegaskan, Indonesia-Turki menekankan untuk digelarnya konferensi internasional guna mencapai solusi damai yang mencerminkan aspirasi rakyat Suriah.
“Pada dasarnya, kekerasan harus dihentikan, korban masyarakat sipil harus dihindari dan proses politik sebagai solusi damai yang mencerminkan aspirasi rakyat Suriah harus digulirkan” tegas Marty.
Sikap Indonesia ini juga telah disampaikan Menlu Natalegawa saat bertemu dengan Sekjen PBB Ban Ki Moon di Markas PBB di New York, Amerika Serikat paad 6 Februari lalu.(rhs)
Pernyataan Menlu Natalegawa itu disampaikan saat melakukan komunikasi dengan Menlu Turki Ahmet Davutoglu hari ini Jumat, (10/2/2012).
"Indonesia selama ini menekankan tindakan kekerasan harus segera diakhiri serta perlunya mendorong proses politik agar aspirasi rakyat Suriah dapat dihormati," ujar Menlu Natalegawa seraya menegaskan kembali sikap Indonesia dalam pernyataan yang diterima Okezone Jumat, (10/2/2012).
Atas instruksi Presiden RI, sebagai wujud keprihatinan Pemerintah Indonesia terhadap tindak kekerasan dan jatuhnya korban di Suriah, sejak bulan Nopember 2011 Pemerintah Indonesia telah memanggil Dubes RI di Damaskus, Suriah kembali ke Indonesia untuk konsultasi.
Dalam pembicaraan dengan Menlu Turki, kedua pihak juga menekankan pentingnya bagi Indonesia-Turki untuk berperan dalam menyikapi perkembangan terkait krisis di Suriah. Mengingat Indonesia-Turki merupakan negara demokrasi serta negara berpenduduk Islam besar di dunia.
Kedua Menlu juga membahas berbagai opsi untuk menyatukan pandangan dan sikap masyarakat internasional untuk menghentikan kekerasan di Suriah termasuk kemungkinan penyelenggaraan konferensi internasional.
Menlu Natalegawa juga menegaskan, Indonesia-Turki menekankan untuk digelarnya konferensi internasional guna mencapai solusi damai yang mencerminkan aspirasi rakyat Suriah.
“Pada dasarnya, kekerasan harus dihentikan, korban masyarakat sipil harus dihindari dan proses politik sebagai solusi damai yang mencerminkan aspirasi rakyat Suriah harus digulirkan” tegas Marty.
Sikap Indonesia ini juga telah disampaikan Menlu Natalegawa saat bertemu dengan Sekjen PBB Ban Ki Moon di Markas PBB di New York, Amerika Serikat paad 6 Februari lalu.(rhs)
0 comments:
Post a Comment